Ada seorang perempuan muda yang
bekerja di sebuah klinik , sebut aja namanya Nadin. Dari klinik itu Nadin ingin
berbagi sebuah kisah yang mengiris sekali tentang ketulusan sebuah cinta.
Siapa tau kisah ini bisa nantinya bisa menginspirasi kita semua. Jadi langsung
kita mulai aja ya ceritanya….^__^…Simak baek-baek ya….^__^
Ceritanya begini….
‘Pagi itu klinik sangat sibuk.
Sekitar jam 9.30 seorang pria berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada
luka di ibu jarinya. Nadin menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan untuk
menangani Bapak itu dan memintanya menunggu. Waktu itu semua dokter memang
masih sibuk, sehingga Bapak tadi mungkin baru bisa ditangani setidaknya 1 jam
lagi.
Saat menunggu, pria tua itu
nampak sangat gelisah, sebentar-sebentar dia melirik ke jam tangannya. Nadin
merasa kasihan melihatnya. Saat sedang luang kemudian Nadinpun menyempatkan
untuk memeriksa luka Pak tua itu. Dari hasil pemeriksaannya luka Pak tua
nampaknya cukup baik dan kering, sehingga tinggal membuka jahitan dan
memasang perban baru.
Pekerjaan yg tidak terlalu
sulit, sehingga atas persetujuan dokter Nadinpun memutuskan untuk mengganti
perban itu sendiri. Dan sambil menangani lukanya, Nadin bertanya kepada Pak tua
itu,
“ Maaf Pak dari tadi saya lihat
Bapak kok keliatan terburu-buru, apa Bapak sedang punya janji dengan seseorang
?”
Dengan tenang Pak tua itupun
menjawab, “ Tidak Nak, Bapak cuman ingin pergi ke panti jompo untuk makan siang
bersama istri Bapak.”
Dan ternyata sepeti itulah
setiap hari yang dilakukan Pak tua itu, beliau selalu datang ke panti jompo
untuk makan siang bersama dengan istrinya yang sudah beberapa waktu lalu
tinggal di panti jompo. Beliau juga menceritakan bahwa istrinya mengidap
penyakit al-zheimer ( penyakit yang menghilangkan ingatan) . Kemudian Nadinpun
kembali bertanya kepada Pak tua itu, “ lalu apa istri Bapak akan marah kalau
Bapak datang terlambat untuk makan siang?”
“Sudah 5 tahun terakhir ini
Istri Bapak sudah tidak bisa mengenali Bapak Nak, jadi mana mungkin Istri Bapak
akan marah?” Pak tua menjawab dengan sedikit senyum mengembang dari bibirnya
yang sudah mulai menua.
Nadinpun terkejut mendengar
jawaban dari Pak tua itu dan spontan diapun berkata, “ Dan bapak masih kesana
setiap hari walaupun istri bapak sudah tidak kenal lagi?”
Kakek itu tersenyum sambil
menepuk tangan Nadin sambil berkata, “ Dia memang tidak mengenali saya, tapi
saya masih mengenali dia kan?”
Nadin terus menahan air mata
yang sebenarnya sudah tak tahan lagi ia bendung sampai kakek itu pergi,
tangannya masih tetap merinding. Sebuah kisah hidup yang sepasang anak manusia
yang mungkin sudah langka terjadi di masa seperti sekarang ini. Mereka tidak
berada di negri dongeng, mereka juga bukan romi dan juli yang kisahnya cintanya
terlegenda dalam kisah roman picisan. Mereka adalah sepasang anak manusia yang
hiduup sebagai pembawa pesan ketulusan dan kemuliaan cinta. Lahir haapan besar
dalam hati Nadin, karena sebenernya Cinta kasih seperti itulah yang dia
harapkan dalam hidupnya. Sebuah ikatan cinta yang terjalin diatas segala
kemuliaan Cinta, kesetiaan, dan penerimaan tidak bersifat fisik, manipulasi
romantis bahkan erotis.
Dari sepenggal kisah itu, ada
sebauh pelajaran besar yang bisa kita dapatkan bahwa Cinta yang tulus adalah
cinta yang siap dan mampu menerima segala yang sudah terjadi, sedang dan yang
akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi pada pasangannya. Dengan
penerimaan yang tulus itulah seseorang akan merasakan sebuah kebahagian yang
tiada tidak pudar oleh lajunya waktu. Karena orang yang paling bahagia tidaklah
harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya berbuat yang terbaik
dengan apa yang mereka miliki.
—
Sebuah doa yang dipanjatkan Nadin saat itu dan bisa juga menjadi doa kita semua sebagaimana terdapat dalam ( Q.S: Al-Furqaan : 74) “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kami pasangan hidup dan keturunan yang menyenangkan hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertaqwa.”..
Sebuah doa yang dipanjatkan Nadin saat itu dan bisa juga menjadi doa kita semua sebagaimana terdapat dalam ( Q.S: Al-Furqaan : 74) “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kami pasangan hidup dan keturunan yang menyenangkan hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertaqwa.”..
Smoga kita semua dikaruniai
pendamping hidup terbaik yang bisa menjadi sumber kebahagiaan, dan tidak
hanya sebagai teman berjuang di dunia tapi disatukan di syurga yang kekal
abadi. Amin..// By: Zahrasentrajilbab
0 komentar:
Posting Komentar