
A. Doa Nabi
Ayyub
Kisah doa Nabi Ayyub ini disebutkan dalam Surat Al
Anbiya’ ayat 83-84:
وَأَيُّوبَ
إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ .
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآَتَيْنَاهُ أَهْلَهُ
وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ
“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia berdoa kepada
Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah disentuh bahaya
(musibah/penyakit) dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua
penyayang. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan
penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadaya dan Kami
lipatgandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk
menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah” (QS. Al
Anbiya’ : 83-84)
Di mana uniknya doa ini? Nabi Ayyub diuji oleh Allah selama tujuh tahun. Ia yang semula kaya raya tiba-tiba jatuh sakit. Karena sakit, ia tak dapat lagi bekerja dan kekayaannya yang bersumber dari bidang pertanian-peternakan itu pun akhirnya habis. Penyakitnya tergolong penyakit yang menular sehingga masyarakat mengusirnya dengan alasan tidak mau tertular. Penyakit itu pun lalu menulari anak-anak Nabi Ayyub. Satu per satu tertular, sakit, akhirnya meninggal. Hingga seluruh anaknya yang berjumlah sembilan itu pun meninggal.
Nabi Ayyub baru berdoa ketika mengetahui istrinya
menjual rambutnya hingga gundul. Sebelumnya ia bekerja sebagai pembantu agar
Ayyub dan dirinya bisa makan. Namun karena pekerjaan itu tak ada lagi, ia
menjual rambutnya tanpa sepengetahuan Ayyub. Begitu Ayyub tahu istrinya menjual
rambut demi mendapatkan makanan, ia pun berdoa. Dan lebih unik lagi, doa ini
sama sekali tidak ada lafadz meminta. Ia hanya mengadu, bahwa dirinya sedang
tersentuh musibah. Doanya juga pendek, meskipun musibahnya panjang.
Setelah Ayyub berdoa, Allah kemudian mengabulkan doa
ini dengan segera. Ia kembali sehat. Hartanya kembali banyak. Dan mereka berdua
kembali memiliki anak yang jumlah dan jenis kelaminnya sama dengan anak-anak
sebelumnya; sembilan putri.
B. Doa Nabi Yunus
وَذَا
النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى
فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ
الظَّالِمِينَ . فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ
نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus) ketika ia pergi
dalam keadaan marah lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya
(menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: ‘Tiada Tuhan
selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang
yang zalim’. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari
kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman” (QS. Al
Anbiya’ : 87-88)
Kondisi sangat gelap yang dimaksud ayat ini adalah,
Nabi Yunus ditelan ikan Hiu. Berada di dalam perut ikan hiu di dalam lautan
yang gelap adalah kegelapan yang teramat sangat. Pada saat itulah ia berdoa,
dengan doa yang unik. Tidak ada lafadz minta dikeluarkan dari perut ikan Hiu,
tetapi Nabi Yunus hanya bertauhid, menyucikan-Nya dan mengakui kesalahannya. Fastajabnaa
lahu, maka Allah pun mengabulkan doa itu.
C. Doa Nabi
Zakaria
Kisah doa Nabi Zakaria ini disebutkan dalam Surat Al
Anbiya’ ayat 89-90.
وَزَكَرِيَّا
إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ .
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا
وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
“Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru
Tuhannya: ‘Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan
Engkaulah Waris yang Paling Baik” Maka Kami memperkenankan doanya dan Kami
anugerahkan kepadaNya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung.
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam
(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami
dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami” (QS. Al
Anbiya’ : 89-90).
Kisah doa Nabi Zakariya ini tak kalah ajaib. Usianya sudah mencapai 80 tahun dan istrinya mandul, namun Allah mengabulkan doa Nabi Zakariya. Allah memberinya putra lengkap dengan namanya Yahya, dengan cara ashlahnaa lahu zaujah, memperbaiki rahim istrinya. Uniknya, doa Nabi Zakariya juga tidak secara langsung meminta anak, tetapi ia meminta tidak dibiarkan hidup sendiri.
Hari ini kita banyak berdoa, doa kita bahkan
panjang-panjang. Namun, kadang banyak yang mengeluh doa itu tidak juga
terkabul. Maka kita perbaiki iman kita, kita perbaiki ibadah kita, dan yakinlah
Allah akan mengabulkan doa kita. Apalagi apa yang kita minta tidaklah lebih
ajaib dari musibah Nabi Ayyub, tidak lebih ajaib terselamatkannya Nabi Yunus,
tidak lebih ajaib dari anak yang diminta Nabi Zakariya saat ia telah lanjut
usia. Dan kita perlu tahu, lafadz doa tidak harus detail dan terang-terangan
seperti apa yang kita minta, karena Allah mengetahui apa yang kita inginkan dan
apa yang sesungguhnya kita butuhkan. Wallahu a’lam bish shawab.
[Kisahikmah.com, disarikan dari pengajian KH. Farid Dhofir, Lc, M.Si]
0 komentar:
Posting Komentar