.widgetshare {font:bold 12px/20px Tahoma !important; background: #333;border: 1px solid #444; padding: 5px 4px; color: #fff !important; margin-top: 10px;} .widgetshare a{font:bold 12px/20px Tahoma !important; text-decoration: none !important; padding: 5px 4px; color: #fff !important; border: 1px solid #222; transition: all 1s ease;} .widgetshare a:hover {box-shadow: 0 0 5px #00ff00; border: 1px solid #e9fbe9;} .fcbok { background: #3B5999; } .twitt { background: #01BBF6; } .gplus { background: #D54135; } .digg { background: #5b88af; } .lkdin { background: #005a87; } .tchno { background: #008000; } .ltsme { background: #fb8938; }

Pages

Senin, 02 Juni 2014

SEBUAH KETULUSAN CINTA



Ada seorang perempuan muda yang bekerja di sebuah klinik , sebut aja namanya Nadin. Dari klinik itu Nadin ingin berbagi sebuah kisah yang mengiris sekali tentang ketulusan sebuah cinta.  Siapa tau kisah ini bisa nantinya bisa menginspirasi kita semua. Jadi langsung kita mulai aja ya ceritanya….^__^…Simak baek-baek ya….^__^
Ceritanya begini….
‘Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9.30 seorang pria berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu jarinya.  Nadin menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan untuk menangani Bapak itu dan memintanya menunggu. Waktu itu semua dokter memang masih sibuk, sehingga Bapak tadi mungkin baru bisa ditangani setidaknya 1 jam lagi.
Saat menunggu, pria tua itu nampak sangat gelisah, sebentar-sebentar dia melirik ke jam tangannya. Nadin merasa kasihan melihatnya. Saat sedang luang kemudian Nadinpun menyempatkan untuk memeriksa luka Pak tua itu. Dari hasil pemeriksaannya luka Pak tua  nampaknya cukup baik dan kering, sehingga tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru.
Pekerjaan yg tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter Nadinpun memutuskan untuk mengganti perban itu sendiri. Dan sambil menangani lukanya, Nadin bertanya kepada Pak tua itu,
“ Maaf Pak dari tadi saya lihat Bapak kok keliatan terburu-buru, apa Bapak sedang punya janji dengan seseorang ?”
Dengan tenang Pak tua itupun menjawab, “ Tidak Nak, Bapak cuman ingin pergi ke panti jompo untuk makan siang bersama istri Bapak.”
Dan ternyata sepeti itulah setiap hari yang dilakukan Pak tua itu, beliau selalu datang ke panti jompo untuk makan siang bersama dengan istrinya yang sudah beberapa waktu lalu tinggal di panti jompo. Beliau juga menceritakan bahwa istrinya mengidap penyakit al-zheimer ( penyakit yang menghilangkan ingatan) . Kemudian Nadinpun kembali bertanya kepada Pak tua itu, “ lalu apa istri Bapak akan marah kalau Bapak datang terlambat untuk makan siang?”
“Sudah 5 tahun terakhir ini Istri Bapak sudah tidak bisa mengenali Bapak Nak, jadi mana mungkin Istri Bapak akan marah?” Pak tua menjawab dengan sedikit senyum mengembang dari bibirnya yang sudah mulai menua.
Nadinpun terkejut mendengar jawaban dari Pak tua itu dan spontan diapun berkata, “ Dan bapak masih kesana setiap hari walaupun istri bapak sudah tidak kenal lagi?”
Kakek itu tersenyum sambil menepuk tangan Nadin sambil berkata, “ Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenali dia kan?”
Nadin terus menahan air mata yang sebenarnya sudah tak tahan lagi ia bendung sampai kakek itu pergi, tangannya masih tetap merinding. Sebuah kisah hidup yang sepasang anak manusia yang mungkin sudah langka terjadi di masa seperti sekarang ini. Mereka tidak berada di negri dongeng, mereka juga bukan romi dan juli yang kisahnya cintanya terlegenda dalam kisah roman picisan. Mereka adalah sepasang anak manusia yang hiduup sebagai pembawa pesan ketulusan dan kemuliaan cinta. Lahir haapan besar dalam hati Nadin,  karena sebenernya Cinta kasih seperti itulah yang dia harapkan dalam hidupnya. Sebuah ikatan cinta yang terjalin diatas segala kemuliaan Cinta, kesetiaan, dan penerimaan tidak bersifat fisik, manipulasi romantis bahkan erotis.
Dari sepenggal kisah itu, ada sebauh pelajaran besar yang bisa kita dapatkan bahwa Cinta yang tulus adalah cinta yang siap dan mampu menerima segala yang sudah terjadi, sedang dan yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi pada pasangannya. Dengan penerimaan yang tulus itulah seseorang akan merasakan sebuah kebahagian yang tiada tidak pudar oleh lajunya waktu. Karena orang yang paling bahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki.

Sebuah doa yang dipanjatkan Nadin saat itu dan bisa juga menjadi doa kita semua sebagaimana terdapat dalam ( Q.S: Al-Furqaan : 74)  “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kami pasangan hidup dan keturunan yang menyenangkan hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertaqwa.”..
Smoga kita semua dikaruniai pendamping hidup terbaik  yang bisa menjadi sumber kebahagiaan, dan tidak hanya sebagai teman berjuang di dunia tapi disatukan di syurga yang kekal abadi. Amin..// By: Zahrasentrajilbab


0 komentar: